Tanaman Karet
A. Definisi
Tanaman Karet
Tanaman
karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus
tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter.
Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3
meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman
karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin.
Tanaman
karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat ini
sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada
awal musim hujan.
Tanaman
karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas
sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat
digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet.
Tanaman
karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masa TBM 5 tahun) dan
sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman
karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.
B. Syarat-syarat
Tumbuh
1.
Tanah
-
Tanah harus gembur
-
Kedalaman antara 1-2 meter
-
Tidak bercadas
-
PH tanah 3,5 – 7,0
-
Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter,
paling baik pada ketinggian 0 – 200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang
sedap terlambat 6 bulan.
2.
Iklim
-
Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun,
jumlah hari hujan 100 – 150 hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.
-
Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan
karet, ada hubungannya dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan
sering turun pada pagi hari
-
Unsur angin berpengaruh terhadap ;
-
Kerusakan tanaman akibat angin kencang,
-
Kelembaban sekitar tanaman,
-
Produksi akan berkurang.
C. Pengolahan
Lahan
Ø Penebangan
dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.
Ø Penyacaran
lahan dari rumput yang ada.
Ø Pembajakan
dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang
waktu 1 bula, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.
D. Penanaman
1.
Pembuatan lubang tanam dan pengajiran
kedua.
2.
Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30
Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X 40 Cm.
3.
Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
4.
Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica,
Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau
ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 –
20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium
moconoides dan cetrosema fubercens
5.
Penanaman ; bibit ditanam pada lubang
tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar
dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat
sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan
atau di sesuaikan dengan arah angin.
E. Pemeliharaan
1. Penyulaman
-
Bibit yang baru ditanam selama tiga
bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus.
-
Tanaman yang mati segera diganti.
-
Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.
-
Penyulaman dilakukan sampai unsur 2
tahun.
-
Penyulaman setelah itu dapat berkurang
atau terlambat pertumbuhannya.
2. Pemotongan
Tunas Palsu
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan
rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai
ketinggian 1,80 meter.
3. Merangsang
Percabangan
Bila
tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum
mempunyai cabang perlu
diadakan perangsangan dengan cara
:
-
Pengeringan batang (ring out)
-
Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
-
Penanggalan (tapping)
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang
musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari
rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang
lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.
F.
Teknik Perlindungan Tanaman
Ø Hama
Hama adalah perusak tanamam yang
berupa hewan seperti serangga, tungga, mamalia dan nematoda. Beberapa jenis
yang cukup merugikan yaitu:
1. Kutu Lak (Laccifer)
Ciri-ciri :
-
Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.
-
Kutu berwarna jingga kemerahan dan
terbungkus lapisan lak.
- Mengeluarkan
cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada tempat serangan.
- Bagian
yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga bagian tanaman
yang terserang kering.
- Penyebaran
kutu lak dibantu semut gramang.
Pengendalian :
- Lakukan
pengawasan sedini mungkin.
- Bila
serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan Biologis
- Bila
serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin 0,15% ditambah
Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.
2. Pscudococcus Citri
Ciri-ciri :
- Stadia
yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda
- Meyerang
tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.
Pengendalian :
- Bila
serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos dilarutkan dalam
air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
- Interval
penyemprotan 1-2 mg
Ø Penyakit
Penyakit adalah
gangguan yang terus menerus pada tanaman yang disebabakan oleh patogen, virus,
bakteri dan jasad renix lain.
Beberapa jenis yang cukup merugikan
antara lain:
1. Penyakit
Embun Tepung.
Penyebab
Gejala
Pengendalian |
:
:
:
|
-
-
-
|
Cendawan
Oidium heveae
Menyerang
daun muda lalu berbintik putih dan
merangas
-
Umumnya menyerang setelah musim
gugur daun.
Secara mekanis dengan menanam
klon yang sesuai , pemeliharaan
yang intensif, penyelarasan beban
sadapan
Secara
kimiawi dengan belerang circus dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.
|
2. Penyakit
Daun Colletotrichum
Penyebab
Gejala
Pengendalian
|
:
:
:
|
-
-
-
-
|
Colletotrichum
gloeosporioides
Daun muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah bercak berwarna putih bintik hitam (spora)
Penyebab
oleh angin dan hujan
Dengan
Fungisida
|
3. Penyakit
Kanker garis.
Penyebab
Gejala
Pengendalian
|
:
:
:
:
:
|
-
-
-
-
|
Phytophthora
palmivora butl
Bidang sadapan
terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit membusuk
Banyak
timbul dimusim penghujan dan kebun
yang terlampau lembab
Makin
rendah irisan, kemungkinan infeksi makin besar.
Secara mekanis
penjarangan pemangkasan pelindung,
penanaman penutup tanah.
-
Secara Kimiawi dengan Fungisida
(B.a. Kaptofol)
|
4. Penyakit
Jamur Upas.
Penyebab
Gejala
Pengendalian
|
:
:
:
|
-
-
-
|
Cortisium
salmonicolor
Tajuk
pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman
lemah dan produksi turun.
Secara
kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan
fungisida
bahan aktif tridermof (Calizin Rm 2%).
|
5. Penyakit
Bidang Sadapan
Penyebab
Gejala
Pengendalian
|
:
:
:
|
-
-
|
Ceratocystis
Fimbriata
Menerang
kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu
-
Penyebaran melalui spora spora dan pisau sadap
-
Secara mekanis dengan mengurangi
kelembaban.
-
Secara kimiawi dengan Fungisida
bahan aktif benomil dan Kaptofol
|
6. Penyakit
Cendawan Akar putih.
Penyebab
Gejala
Pengendalian |
:
:
:
|
-
-
|
Cendawan
Fomes Lignosus
Daun
kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur
-
Tanaman bila dibongkar pada akar
terdapat cendawan berwarna putih kekuningan
-
Secara mekanis saat pembukaan
lahan tunggul dan akar harus dibongkar
-
Penanaman 1-2 tahun setelah pembongkaran
-
Tanaman sakit dibongkar lalu
dibakar
-
Secara kimiawi akar yang terserang
dipotong lalu diolesi
fungisida.
|
G. Panen
dan Pasca Panen
Ø Tanda-tanda
kebun mulai disadap :
Umur
rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkjar batang
45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah
lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3
Ø Pengolahan
lateks sebagai berikut :
-
Standar karet kebun diturunkan dari
rata-rata 32% menjadi 16% dengan jalan memberi air yang bening atau yang
bersih.
-
Kemudian dicampur dengancuka/setiap 1 Kg
karet kering 350 s/d 375 Cc larutan 1% cuka.
-
Dibiarkan sampai beku.
-
Kemudian digiling dalam gilingan polos
dan kembang, kemudian direndam rata-rata 60 menit.
-
Disadap selama 1 minggu
-
Kemudian dihasilkan dalam bentuk RSS I,
II, III dan IV of sheet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar